Rabu, 16 Februari 2011

Love (again)

Hari ini saya tergelitik untuk melihat kembali file-file mp3 yang ada di dalam komputer saya. Dari sekira seribu lima ratus judul lagu tiba-tiba saya berkeinginan memutar lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul Cinta Melulu. Ketika mendengar lagu ini saya merasa sedikit tersentil. Lagu ini kira-kira bermaksud menyindir anak muda jaman sekarang yang pikirannya cuma tentang cinta dan cinta.
Then, I just start wondering. Cinta sudah sering saya jadikan bahan renungan di blog ini, tapi cinta itu apa? Dan untuk apa ada yang namanya cinta? Banyak sekali kisah yang mendasarkan diri pada cinta. Bahkan saking luar biasanya yang namanya cinta, dikemas dalam bentuk apapun semua orang pasti menyukainya.
Ada pepatah yang menyatakan bahwa bila kita menemukan cinta sejati kita berarti kita sudah lengkap. Yours truly love will complete yourself. Then, kalau kita menerapkan mindset kita seperti itu, berarti kita sudah membuat diri kita menjadi orang yang tidak adil. Bayangkan saja, jika orang tidak pernah menemukan cinta sejatinya berarti dia tak sempurna? Bagaimana dengan jomblo-jomblo abadi atau orang yang sudah kehilangan cinta sejatinya? Ketika mereka tak jua menemukan yang namanya cinta sejati atau sudah kehilangan, mereka tak lagi sempurna.
Sempat saya membaca artikel tulisan Raditya Dika, yang kalau tidak salah pernah membantah suatu teori filsuf yang mengatakan bahwa cinta itu diciptakan Tuhan agar manusia dapat meneruskan keturunannya. Sejujurnya saya juga kurang setuju, ketika seorang, maaf, "maho" atau "males" menyatakan cintanya, ia jelas tak bermaksud untuk meneruskan keturunannya.
Dan ketika banyak sekali cerita tentang pembunuhan atau sebagainya yang berazaskan rasa cemburu atau rasa cinta. Ketika orang yang kita cintai tak lagi mencintai kita, selalu ada rasa untuk terus memiliki walaupun sudah tak mungkin. Karena itu banyak sekali orang yang berusaha "membunuh" sang orang ketiga atau membunuh orang yang kita cintai di hadapan orang yang dicintainya, walaupun yang kita "bunuh" hanya image orang tersebut.
Dari semua uraian di atas setidaknya kita sudah mencoba untuk belajar dan mengerti. Masih tegakah kita menyatakan kesempurnaan seseorang? Atau masihkah kita menganggap buruk perlakuan seseorang yang menjadikan cinta sebagai alasan?

Karena menurut saya, "cinta" adalah "bumbu" agar hidup kita tidak terasa "hampa".

0 komentar:

Posting Komentar

Followers